Selasa, 11 September 2012

The Power of Love


Suatu hari, seorang anak lelaki kurus berjalan terseok-seok sambil menggendong adiknya yang lumpuh di punggungnya. Nafasnya terengah-engah. Keringatnya mengucur deras. Namun beban di punggungnya seakan tak dirasakannya.
Dengan sekuat tenaga ia terus berjalan. Sesekali ia berhenti sejenak untuk nafas panjang, lalu langkahnya berlanjut menuju sebuah sekolah dasar di pojok desa.
Rupanya, si adik yang lumpuh itu baru menjalani hari pertama masuk sekolah di sana. Sementara sang kakak bersekolah di SMP yang berlokasi di samping SD tersebut.
Sejak hari itu, saban hari sang kakak menggondong adiknya pergi pulang ke sekolah yang berjarak 1 km dari rumah mereka. Setiap kali menggendong sang adik, tampak sekali beban berat di punggung si kakak.
Melihat pemandangan tersebut, orang-orang desa tampak iba. Lalu seorang warga berkomentar prihatin, "Kasihan kau, Nak... bebanmu pasti berat".
------------------------------------------------------------------------------------
Cinta tidak dapat didefinisikan dengan kata – kata. Manusia hanya bisa memahami dengan mengalami dan merasakannya. Merasakan kekuatannya yang maha dahsyat. Kekuatan yang mampu membuka yang tertutup, mengubah gelap menjadi terang, duka menjadi suka, sedih menjadi senang dan sengsara menjadi bahagia. Cerita diatas sungguh mengesankan yang menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan cinta. Satu perbuatan yang dipandang beban oleh seseorang, nyatanya tidak bagi yang lain. Tergantung alasan ia melakukannya. Jika ia melakukannya karena rasa cinta, pasti bukan beban yang dirasakannya.
Banyak hal yang tampak menjengkelkan, melelahkan, dihindari orang, tetapi dapat dilakukan dengan setia dan senang hati oleh seseorang. Itu lantaran kekuatan cinta,.
Cinta  mendatangkan kepedulian, ketulusan, dan kerelaan untuk berkorban. Cinta juga mampu melepaskan kita dari belenggu kesalahpahaman, meluluhkan ketidakpedulian, hati yang keras, dan pikiran yang penuh kebencian, juga mendatangkan kedamaian dan merekatkan perbedaan menjadi suatu kedekatan yang menyenangkan..



Hafi.hafies

Senin, 10 September 2012

Membaca, Kunci Awal menuju sukses…


Pepatah mengatakan : "Anda tidak akan bisa menjadi seorang pemimpin, jika anda tidak suka membaca!"

Setiap orang baik sebagai individu, kelompok maupun sebagai bangsa pasti menginginkan suatu kesuksesan dalam hidupnya. Banyak jalan menuju sukses diantaranya dengan kerja keras, perjuangan tanpa mengenal lelah, rajin dan tekun. Seseorang mempunyai jiwa sukses apabila dia tidak suka mengeluh dan tanpa mengenal lelah melakukan daya upaya untuk meraih cita-citanya. Sebagai bangsa yang ingin maju dan sukses, harus meyakini bahwa jalan terbaik untuk meraih sukses adalah dengan ilmu Dengan ilmu kesuksesan akan kita peroleh. Ilmu merupakan kunci sukses tidak hanya untuk kepentingan di dunia tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat kelak. Dalam hadis disebutkan bahwa ”barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia maka dengan ilmu. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka dengan ilmu”, cara untuk memperoleh ilmu adalah dengan belajar. Kunci kesuksesan belajar adalah membaca.

Membaca tidak hanya diartikan membaca buku, majalah, koran. Tetapi juga fenomena yang terjadi di sekeliling. Seorang pengusaha bisa terus berkembang bahkan omzetnya melesat jauh karena pandai dalam membaca peluang bisnis. Para birokrat yang sukses karena bisa membaca kebutuhan rakyatnya. Dan berusaha melayani apa yang dibutuhkan dan karena itu rakyat menjadi sejahtera. Para pemimpin pendidikan yang sukses karena bisa membaca ke depan itu kebutuhanannya adalah bla bla bla… Sehingga bisa memaksimalkan sumber daya yang ada baik SDM, sarana prasarana yang ada, sumber dana yang ada lalu pengelolaan lembaganya untuk memajukan lembaga yang dipimpinnya.

Ada 4 kemampuan membaca yg diperlukan sebagai kunci awal menuju kesuksesan hidup :
·         Membaca potensi diri sendiri.
·         Membaca potensi orang lain.
·         Membaca potensi alam sekitar kita.
·         Membaca petunjuk ilham dari ilahi (Tuhan YME).

Mari kita membahasnya satu-persatu biar lebih memahaminya

1.    Membaca potensi diri sendiri.
Kenalilah potensi diri sendiri sebelum kita terjun kedunia yang kita minati. Tuhan sudah menganugrahkan kelebihan pada setiap manusia yg berbeda dari manusia lain. Inilah yg mendasari mengapa orang mencari nafkah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Mari baca apa potensi kita sejak dulu. Apa yg pernah kita lakukan dan itu sempat berhasil. Kadang ada orang yg tidak bisa membaca apa potensi yg ada dalam dirinya. Jika Anda belum tahu sampai saat ini potensi diri sendiri, maka coba gali apa hasrat terpendam Anda selama ini. Apa hasrat yg paling ingin Anda tuju (passion), lalu kaitkan dengan minat Anda. Sejelek-jeleknya orang normal, pasti ada sesuatu yg dia sukai. Sesuatu yg membuat dia bahagia dan bersemangat bila melakukannya.

2.    Membaca potensi orang lain.
Membaca potensi orang lain berguna untuk kita ambil hikmahnya. Kelebihan yg dimiliki orang lain belum tentu kita memilikinya juga. Jangan malu untuk belajar dari orang lain, baik dari orang yg kita anggap 'tinggi kedudukannya', maupun dari orang-orang yg kita anggap rendah atau biasa saja.
Jangan hanya lihat kedudukan orang lain, tapi lihatlah apa yg dibicarakannya. Lihatlah apa yg dilakukannya. Seorang pedagang asongan yg berhenti dimasjid untuk shalat tepat waktu akan lebih mulia ketimbang seorang boss yg sholatnya telat melulu.

Seorang tukang parkir yg sabar akan lebih mulia ketimbang seorang pengemudi yg mengucapkan sumpah serapah ketika menghadapi kendala macet di jalan.
Mari membaca kelebihan orang lain, lalu ambil manfaat positifnya buat pengembangan pribadi kita masing-masing.

3.    Membaca potensi alam sekitar kita.
Alam beserta isinya mengandung banyak misteri ilmu. Ada yg sudah diungkap manusia melalui serangkaian penemuan-penemuan ilmiah.  Namun  secara sederhana, kita juga bisa membaca potensi alam melalui lingkungan masing-masing. Ada orang yg sukses memanfaatkan limbah koran bekas atau limbah plastik bungkusan untuk dibuatkan tas kreatif. Ada yg kreatif memanfaatkan limbah kaca untuk dijadikan hiasan lampu yg menarik. Ada yg menjadikan gentong bekas untuk dibuatkan hiasan air terjun mini di dalam gentong, lengkap dengan lampu-lampunya.

Intinya Tuhan tidak pernah sia-sia dalam menciptakan sesuatu di alam semesta ini. Semua sudah direncanakan-Nya dan masing-masing pasti ada manfaatnya.
Kita sebagai manusia yg ditunjuk menjadi khalifah di muka bumi sudah dilengkapi panca indera untuk membaca hikmah-hikmah tersembunyi dari alam. Masak memanfaatkan apa yg sudah diberi kita tidak mampu memberikan nilai tambah? Sungguh kitalah yg menyia-nyiakan pemberian Tuhan jika tidak memanfaatkannya untuk membaca potensi alam sekitar.

4.    Membaca petunjuk ilham dari ilahi (Tuhan YME).
Tuhan telah menciptakan manusia dengan 2 potensi ; potensi untuk berbuat baik dan potensi untuk berbuat tidak baik (buruk). Jika kita cenderung melakukan hal-hal baik, itu pertanda hati nurani kita lebih dominan mendapat petunjuk dari Tuhan. Jika kita cenderung melakukan hal-hal yg tidak baik atau merugikan, itu pertanda pengaruh nafsu 'Syaitan' lebih dominan dalam hati kita.

Demikianlah halnya hati. Jika hati kita bersih karena sering bertobat dan beristighfar, maka petunjuk ilham dari Tuhan akan lebih mudah menembus relung hati. Kalo sudah begitu, maka kita akan dimudahkan membaca petunjuk kebenaran dari Tuhan. Yakinlah jika kita bisa membaca petunjuk dari Tuhan, hidup ini akan dimudahkan oleh-Nya. Karena pada dasarnya kita adalah makhluk ciptaan Tuhan, maka segala aturan dan petunjuk Tuhan pasti membawa kesuksesan bagi diri kita. baik kesuksesan dunia, maupun kesuksesan akhirat.






Jumat, 07 September 2012

Kamu Memang sukses.. tapi apa kamu bahagia???

Cerita I

Banyak orang yang mendaki tangga sukses dan sampai diatas, eh tarnyata tangganya bersandar di dingding yang keliru. Cerita dibawah ini mengilustrasikan bagaimana seseorang yang merubah diri dan memilih dinding tangga yang benar.(Cerita diambil dari buku Living the 7 habits)

Saya sedang duduk di sebuah restoran bersama seorang pemuda yang telah bekerja dikantor kami kira-kira lima tahun. Ia punya rumah besar, mobil mewah dll. Sambil makan siang kami mulai membicarakan soal definisi sukses. Saya singgung soal pernyataan Misi. Katanya dia belum pernah dengar tentang konsep tersebut. Untuk mendemonstrasikan bagaimana cara menyusun pernyataan misi, saya tanyakan kepadanya, apa yang penting baginya. Ia pun mulai menyebutkan segala yang ingin dilakukannya. Ternyata tak satupun ada hubungannya dengan pekerjaannya.
Saya jadi ingin tahu, “Lalu, apa kamu bahagia?” saya tanyakan kepadanya setelah ia selesai bercerita.
Katanya, “Ya, Tidak”
Kata saya, “Tapi Kamu sukseskan?” dan sedikit tertawa. Ia Cuma duduk diam sambil merenung.
Saya tidak ketemu dia lagi selama beberapa bulan karena kami berdinas ketempat tujuan yang berbeda. Suatu hari, saya lihat dia dikoridor kantor. Karena ingin mengetahui lebih lanjut tentang kabarnya, saya pikir saya akan temani dia menuju tempat tujuannya. “Hai Jhoni mau kemana, tunggu. Mau kemana? Yuk aku temani.”
“Aku tidak mau kemana-mana. Ini hari terakhirku bekerja disini kok”, katanya sambil tersenyum lebar.
Saya terkejut. “Apa?”.
“Yak ok. Aku baru mau ketemu boss. Ia Tanya mengapa aku mengundurkan diri. Aku bilang ini karena kesalahanmu.”
“Ah, jangan begitu dong. Kamu bercanda ya. Mengapa kamu bilang begitu?”
“Ya, aku ceritakan sama dia tentang percakapan kita di El Paso. Soal bagaimana kamu membuatku merenungkan hidupku untuk melihat apakah aku sedang melakukan apa yang ingin aku lakukan dengan hidupku. Ternyata tidak. Maka aku pun mengundurkan diri dari pekerjaan ini dan mulai melakukan hal-hal yang sungguh aku sukai. Terimakasih ya”
Sudah dua tahun saya belum ketemu lagi sama dia. Ketika ia mengundurkan diri, ia dan istinya memulai mendirikan perusahan kontraktor atap karena ia suka bekerja dengan kayu. Dulu ia berkecimpung dibidang telkomunikasi; sekarang ia membuat atap serta beranda. Dan tahu tidak? Ia bahagia loh karena bisa melakukan apa yang ia inginkan dan cita-citakan.
----------------------------------------------------------------------------
Sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan itu letaknya pada harta.  Akan tetapi yang berpikiran begini adalah orang yang putus asa dalam kemiskinannya.  Hendak menjadi kaya namun selalu gagal.  Kadang-kadang pendapatnya tak didengar orang lantaran ia miskin.  Karena itu diputuskannyalah bahwa bahagia itu pada uang, bukan lainnya. 
Pada dasarnya mereka yang menilai kebahagiaan dengan materi hanyalah orang-orang yang tertipu, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya memiliki harga sesuai kemampuan manusia untuk menghargainya.  Contoh cerita diatas menunjukan kepada kita bagaimana seorang pria yang sukses dan memiliki segalanya tapi tidak merasa bahagia lantaran pekerjaanya tidak sesuai dengan keahliannya sehingga jabatan, kekayaannya tidak berarti baginya dan dia tidak menemukan kebahagian dari apa yang dia dapat selama bekerja. Setelah ia merenungkan semua yang ia kerjakan dan memahaminya akhirnya ia memutuskan untuk mengerjakan apa yang sebenernya ia inginkan dan akhirnya ia menemukan kebahagian itu yang selama ini tidak ia dapat.
Menurut Hamka, Islam mengajarkan pada manusia empat jalan untuk menuju kebahagiaan.  Pertama, harus ada i’tiqad, yaitu motivasi yang benar-benar berasal dari dirinya sendiri.  Kedua, yaqin, yaitu keyakinan yang kuat akan sesuatu yang sedang dikerjakannya.  Ketiga, iman, yaitu yang lebih tinggi dari sekedar keyakinan, sehingga dibuktikan oleh lisan dan perbuatan.  Tahap terakhir adalah ad-diin, yaitu penyerahan diri secara total kepada Allah, penghambaan diri yang sempurna.  Mereka yang menjalankan ad-diin secara sempurna tidaklah merasa sedih berkepanjangan, lantaran mereka benar-benar yakin akan jalan yang telah Allah pilihkan untuknya.
Ada pula sifat-sifat yang menjauhkan manusia dari kebahagiaan, antara lain adalah takut mati.  Pada dasarnya perasaan ini menimpa mereka yang tak tahu mati.  Mereka tidak tahu kemana jiwa raganya pergi sesudah mati, atau disangka setelah tubuhnya hancur maka jiwanya pun ikut hancur, sedangkan alam ini kekal dan orang lain terus mengecap nikmat, sementara dirinya tak ada lagi di sana.  Ada juga yang menyangka bahwa kematian itu adalah penyakit yang paling hebat.  Akan tetapi semua penyakit ada obatnya, kecuali kematian, karena kematian itu bukanlah penyakit.  Sebagian orang memang suka hidup lama tetapi tak suka tua.  Pikiran semacam ini, menurut Hamka, tidaklah waras.
Oleh karena itu, pesan Hamka, jika ingin jadi orang kaya, maka cukupkanlah apa yang ada, peliharalah sifat qana’ah, jangan bernafsu mendapatkan kepunyaan orang lain, hiduplah sepenuhnya dalam ketaatan kepada Allah saja.  Kekayaan hakiki ialah mencukupkan apa yang ada, baik banyak maupun sedikitnya, sebab ia adalah nikmat dari Allah.  Jika kekayaan melimpah, ingatlah bahwa harta itu untuk menyokong amal dan ibadah.  Harta tidak dicintai karena ia harta, melainkan hanya karena ia pemberian Allah, dan ia dipergunakan untuk sesuatu yang bermanfaat.  Inilah jiwa yang bahagia